PENYEMBAHAN YANG MENGUBAHKAN KEHIDUPAN
Penyembahan Yang Mengubahkan Kehidupan - Sidney Mohede
Banyak
dari kita adalah orang yang "munafik" yang banyak bersandar dengan
pikiran kita sendiri, dan kita seringkali mencoba mengelabui jemaat yang
membuat seolah-olah ada hadirat Tuhan yang kuat yang hadir. Kita hanya
melakukan apa yang kita seharusnya lakukan di atas panggung/mimbar.
Panggung seringkali adalah tempat yang aneh. Panggung membuat kita menunjukkan kemampuan kita atau membuat kita mendapatkan apa yang kita butuhkan.
Hal-hal
itu membuat kita lupa bahwa panggilan utama kita adalah penyembah
Tuhan, bukan pemusik, pemimpin pujian, penulis lagu, dan sebagainya.
Panggung membuat kita merasa keren, terpuji. Panggung membuat kita dapat
menunjukkan kemampuan kita.
Tabut
perjanjian dibuat oleh Musa untuk meletakkan 2 loh batu 10 Perintah
Allah. Tabut perjanjian bagi orang Israel melambangkan hadirat Tuhan
yang hadir di tengah-tengah mereka. Tabut perjanjian menjadi simbol
kuasa kehadiran dan kemuliaan Tuhan di tengah-tengah bangsa Israel pada
masa Perjanjian Lama.
1 Samuel 5:1-8 Sesudah orang Filistin merampas tabut Allah, maka mereka membawanya dari Eben- Haezer ke Asdod. Orang Filistin mengambil tabut Allah itu, dibawanya masuk ke kuil Dagon dan diletakkannya di sisi Dagon. Ketika orang- orang Asdod bangun pagi- pagi pada keesokan harinya, tampaklah Dagon terjatuh dengan mukanya ke tanah di hadapan tabut TUHAN; lalu mereka mengambil Dagon dan mengembalikannya ke tempatnya. Tetapi ketika keesokan harinya mereka bangun pagi- pagi, tampaklah Dagon terjatuh dengan mukanya ke tanah di hadapan tabut TUHAN, tetapi kepala Dagon dan kedua belah tangannya terpenggal dan terpelanting ke ambang pintu, hanya badan Dagon itu yang masih tinggal. Itulah sebabnya para imam Dagon dan semua orang yang masuk ke dalam kuil Dagon tidak menginjak ambang pintu rumah Dagon yang di Asdod, sampai hari ini. Tangan TUHAN menekan orang- orang Asdod itu dengan berat dan Ia membingungkan mereka: Ia menghajar mereka dengan borok- borok, baik Asdod maupun daerahnya. Ketika dilihat orang- orang Asdod, bahwa demikian halnya, berkatalah mereka: " Tabut Allah Israel tidak boleh tinggal pada kita, sebab tangan- Nya keras melawan kita dan melawan Dagon, allah kita. " Sebab itu mereka memanggil berkumpul kepadanya semua raja kota orang Filistin dan berkata: " Apakah yang akan kita lakukan dengan tabut Allah Israel itu? " Lalu kata mereka: " Tabut Allah Israel harus dipindahkan ke Gat. " Jadi mereka memindahkan tabut Allah Israel itu ke sana.
Bangsa
Israel hanya mempunyai kesempatan satu kali dalam setahun untuk bisa
masuk dalam hadirat Tuhan, dan itu pun tidak semua orang, hanya seorang
imam yang terpilih yang boleh masuk ke dalam hadirat Tuhan. Dan jika
Tuhan berkenan kepada persembahan mereka, maka Tuhan akan menghapuskan
dosa bangsa Israel. Sungguh sebuah hadirat Tuhan yang penuh kuasa.
2 Samuel 6:1-3Daud mengumpulkan pula semua orang pilihan di antara orang Israel, tiga puluh ribu orang banyaknya. Kemudian bersiaplah Daud, lalu berjalan dari Baale- Yehuda dengan seluruh rakyat yang menyertainya, untuk mengangkut dari sana tabut Allah, yang disebut dengan nama TUHAN semesta alam yang bertakhta di atas kerubim. Mereka menaikkan tabut Allah itu ke dalam kereta yang baru setelah mengangkatnya dari rumah Abinadab yang di atas bukit. Lalu Uza dan Ahyo, anak- anak Abinadab, mengantarkan kereta itu.
Dalam
kita masuk ke dalam hadirat Tuhan, dalam kita menangani hadirat Tuhan,
bukan kehendak kita yang berlaku, bukan cara kita yang berlaku, tetapi
cara Tuhan. Dalam hal inilah kita sering menjadi munafik, kita menyebut
diri kita penyembah Tuhan, tetapi kita memikirkan bagaimana menangani
hadirat Tuhan dengan cara kita, bukan apa yang menjadi kehendak Tuhan.
Kita memikirkan bagaimana kita bisa menjadi tampak keren di hadapan
jemaat, tapi tidak memikirkan apa yang menjadi kehendak Tuhan.
Artikel berikut ini adalah kelanjutan dari artikel sebelumnya. Klik ini untuk artikel sebelumnya.
2 Samuel 6:4-10Uza berjalan di samping tabut Allah itu, sedang Ahyo berjalan di depan tabut itu. Daud dan seluruh kaum Israel menari- nari di hadapan TUHAN dengan sekuat tenaga, diiringi nyanyian, kecapi, gambus, rebana, kelentung dan ceracap. Ketika mereka sampai ke tempat pengirikan Nakhon, maka Uza mengulurkan tangannya kepada tabut Allah itu, lalu memegangnya, karena lembu- lembu itu tergelincir. Maka bangkitlah murka TUHAN terhadap Uza, lalu Allah membunuh dia di sana karena keteledorannya itu; ia mati di sana dekat tabut Allah itu. Daud menjadi marah, karena TUHAN telah menyambar Uza demikian hebatnya; maka tempat itu disebut orang Peres- Uza sampai sekarang. Pada waktu itu Daud menjadi takut kepada TUHAN, lalu katanya: " Bagaimana tabut TUHAN itu dapat sampai kepadaku? " Sebab itu Daud tidak mau memindahkan tabut TUHAN itu ke tempatnya, ke kota Daud, tetapi Daud menyimpang dan membawanya ke rumah Obed- Edom, orang Gat itu.
Kita seringkali menjadi kecewa karena kita sudah melakukan dengan
cara yang terbaik menurut kita, kita memimpin dengan alat musik, suara
terbaik, permainan terbaik, lagu terbaik, kita memimpin dengan pakaian
dan gaya rambut paling keren, namun Tuhan tidak suka dengan itu semua.
Kita berpikir kita sudah melakukan yang terbaik dalam menyembah Tuhan.
Kita lupa bahwa kita seharusnya menyembah Tuhan dengan cara yang Tuhan inginkan, bukan dengan cara kita.
Kita lupa bahwa kita seharusnya menyembah Tuhan dengan cara yang Tuhan inginkan, bukan dengan cara kita.
2 Samuel 6:11Tiga bulan lamanya tabut Tuhan itu tinggal di rumah Obed- Edom, orang Gat itu, dan TUHAN memberkati Obed- Edom dan seisi rumahnya. Diberitahukanlah kepada raja Daud, demikian: " TUHAN memberkati seisi rumah Obed- Edom dan segala yang ada padanya oleh karena tabut Allah itu. " Lalu Daud pergi mengangkut tabut Allah itu dari rumah Obed- Edom ke kota Daud dengan sukacita.
Hadirat Tuhan bukan sekedar hadirat yang menghukum kita jika kita
salah, tetapi juga hadirat yang sangat rindu untuk memberkati kehidupan
kita, rumah kita, bangsa kita, kalau kita melakukan penyembahan yang
benar.
Cara untuk mengangkat hadirat Tuhan bukanlah dengan kereta atau
ditarik dengan lembu-lembu, tetapi harus diangkat di atas pundak
imam-imam suku Lewi. Dan kita adalah suku Lewi hari-hari ini, bahwa kita
adalah pemuji dan penyembahNya.
There is no worship without sacrifice. Tidak ada penyembahan tanpa pengorbanan.
Kita seringkali hanya menjadikan penyembahan kita sebagai "karaoke
rohani" yang mana pujian hanya keluar dari mulut kita dan kita hanya
sekedar membaca teks. Pujian kita tidak keluar dari hati kita.
2 Samuel 6:13-14
Apabila pengangkat- pengangkat tabut TUHAN itu melangkah maju enam langkah, maka ia mengorbankan seekor lembu dan seekor anak lembu gemukan. Dan Daud menari- nari di hadapan TUHAN dengan sekuat tenaga; ia berbaju efod dari kain lenan.
Pada waktu itu hadirat Tuhan "terlalu kudus" bagi orang Israel
sehingga mereka takut untuk mendekati atau mengangkat hadirat Tuhan.
Namun ironinya di jaman sekarang banyak orang "berebut" untuk bisa
tampil dan melayani di atas mimbar, dan lupa betapa kudus dan betapa
dahsyatnya dan betapa mulianya hadirat Tuhan itu.
Tidak ada salahnya jika pelayan Tuhan ingin memberi yang terbaik buat
Tuhan, melalui pujian, atau lagu yang kita tulis, atau menjadi berkat.
Tetapi janganlah kita lupa bahwa kita harus melakukan itu semua dengan
caranya Tuhan, bukan dengan cara kita.
Penyembahan bukan tentang musik, seberapa jagonya kita bermain keyboard, drum, gitar, atau seberapa merdu suara kita, tetapi semua tentang hadirat Tuhan.
Dalam Alkitab, angka 6 berarti angka manusia, angka 7 adalah angka
kesempurnaan yaitu angkanya Tuhan. Setiap 6 langkah berarti setiap 6
langkah itu juga Daud meletakkan segala kemanusiaannya di hadapan Tuhan.
Setiap 6 langkah mereka berhenti dan memberikan korban bagi Tuhan,
karena mereka begitu menghormati hadirat Tuhan.
Apakah benar hadirat Tuhan itu nyata? Apakah benar Tuhan menyertai
kita? Apakah kita selama ini melakukan di atas panggung menurut pendapat
dan pikiran kita? Atau seperti para imam yang melakukannya dengan rasa
hormat dan takut akan hadirat Tuhan?
Kita saat ini tidak lagi mengangkat tabut perjanjian. Tabut
perjanjian Allah saat ini adalah Tuhan Yesus itu sendiri, yang kita puji
dan kita tinggikan. Yang ada di pundak kita saat ini adalah kehadiran
Tuhan semesta alam, bahwa Allah yang dahsyat di tempat kudusNya.
Penyembahan bukan tentang apa yang kita kerjakan sebagai manusia, tetapi apakah Tuhan dipermuliakan dalam apa yang kita lakukan atau tidak.
Ps. Sidney Mohede adalah salah seorang pemimpin
pujian-penyembahan paling berpengaruh yang dikenal luas dan juga seorang
penulis lagu Kristen di Indonesia saat ini.
Source: Rangkuman Kotbah Unlimited Worship Conference 2009 - Sesi 1 - Gereja Mawar Sharon Surabaya
Posting Komentar untuk "PENYEMBAHAN YANG MENGUBAHKAN KEHIDUPAN"